Brigadir Avvy Olivia Atam dan Brigadir Satu EKA FRESTYA YULIANTI

Banyak orang sangsi jika Avvy Olivia Atam dan Eka Frestya Yulianti adalah anggota polisi wanita. Pasalnya, keduanya hampir saban pagi muncul di layar kaca membawakan salah satu segmen dari program 8-1J Show dari stasiun Metro TV. Paras yang cantik dan segar membuat keduanya ramai diperbincangkan belakangan ini.

"Banyak yang bertanya-tanya, bener enggak sih ini polwan? Atau cuma presenter TV yang pakai baju polisi," kata Eka didampingi Avvy kepada Tempo, Rabu lalu, di National Management Traffic Center, Korps Polisi Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia, di Jalan M.T. Haryono, Jakarta Timur.

Brigadir Avvy dan Brigadir Satu Eka bertugas menerangkan secara langsung kondisi lalu lintas di beberapa daerah di Indonesia yang terpantau oleh kamera CCTV. Konsep acara yang menghadirkan polisi sebagai presenter bisa dibilang baru. Kebanyakan selama ini polisi hanya menjadi narasumber. "Pasti mereka menyangkanya kami ABG (anak baru gede)," kata Eka disertai derai tawanya.

Meski berwajah rupawan, keduanya memastikan bahwa terpilihnya mereka menjadi presenter bukan semata karena hal itu. Ada sejumlah tahapan seleksi dan pelatihan yang harus mereka diikuti. Awalnya jumlah polisi yang mengikuti proses tersebut 100 orang, terdiri atas polisi wanita dan polisi laki-laki dari berbagai kepolisian daerah di Indonesia.

Dari jumlah tersebut tersisa 30 orang. Jumlah ini lalu diperas lagi sehingga menghasilkan enam presenter, dua di antaranya Avvy dan Eka. Seleksi dilakukan akhir tahun lalu selama sebulan. "Materi seleksi di antaranya bagaimana kami membawakan acara di depan kamera serta body language" ujar Avvy, yang masuk Sekolah Polisi Wanita pada 2002.

Tampil di layar kaca yang disaksikan jutaan pemirsa bukan perkara gampang. Apalagi membawakan acara secara langsung ditambah tanpa script maupun prompter. Mereka harus berimprovisasi menjelaskan situasi lalu lintas yang kadang bisa berubah dalam hitungan menit.

Tak ayal bila di awal-awal siaran mereka terserang demam kamera. Bahkan semalam sebelumnya,

Avvy, yang bersuamikan seorang polisi, tak bisa tidur. "Saat di depan kamera saya gugup, keringat dingin, apalagi kalau tiba-tiba blank, sampai mendadak sakit perut," kata Avvy, yang telah dikaruniai seorang putra. "Tapi lama-lama terbiasa juga," ujar Eka, yang keinginannya mendaki Gunung Rinjani belum kesampaian.

Mereka berharap dengan tampil di hadapan publik bisa menjembatani komunikasi antara Poin dan masyarakat. Dengan acara yang mereka bawakan, informasi penting yang perlu diketahui masyarakat bisa lebih cepat sampai. Keduanya menilai program ini sebagai upaya Polri meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Walau sering tampil di TV, bagi Avvy dan Eka hal itu biasa-biasa saja. Menurut Avvy, mereka dikenal kalau sedang membawakan acara dengan berseragam saja. Saat seragam dilepas dan mereka masuk mal, misalnya, tak ada orang yang menge-nali. Tapi ada pengaruh yang bisa dirasakan Eka, yakni munculnya teman-teman lama yang tidak menyangka ia telah jadi Polwan. "Jadinya bisa menjalin dan mempererat tali silaturahmi lagi," ujar Eka.

Ihwal keinginan menjadi Polwan bagi keduanya bukanlah sesuatu yang tiba-tiba. Keinginan itu sudah tertanam sejak bangku sekolah. Avvy, misalnya, sangat terkesan saat melihat Polwan yang bertugas mengatu- lalu lintas. Sedangkan Eka merasa takjub melihat polisi bisa menangkap penjahat dan menciptakan rasa aman di masyarakat.

Keinginan itu diperkuat oleh latar belakang keluarga yang berdinas di kepolisian dan tentara. Kakek Avvy adalah pensiunan polisi, sedangkan mayoritas keluarga Eka berdinas di TNI Angkatan Darat, termasuk ayahnya. Namun sulung dari tiga bersaudara ini sengaja tidak ingin jadi tentara. "Biar koleksi seragam di keluarga lebih variatif dan tidak monoton," ujarnya setengah bercanda.

Sebelum masuk di Satuan Lalu Lintas, selama dua tahun sejak 2004, Avvy bertugas sebagai pramugari Polri di Satuan Polisi Udara. Kini, kalau sedang tidak siaran, dia bertugas di bagian administrasi di Korps Polisi Lalu Lintas Polri. Adapun Eka, yang kini bertugas di Satuan Lalu Lintas di Kepolisian Daerah Metro Jaya, sebelumnya pernah ditugaskan di patroli kota, polisi pariwisata, protokol pejabat Polri, dan di Satuan Reserse Narkotika.

Keduanya merasa telah jatuh cinta kepada korps baju cokelat. Bahkan, seandainya ada tawaran menjadi bintang iklan atau model komersial dengan tawaran menggiurkan, hal itu tidak serta-merta diterima. Sesuai dengan aturan di institusi, mereka akan mengkonfirmasikan hal itu dengan atasan. "Yang jelas prinsipnya adalah mendukung dinas di tar , stitusi,"ucap Eka,yang mfengaku telah punya kekasih, uoiuiah

sumber : http://bataviase.co.id/node/650130

Tidak ada komentar:

Posting Komentar